Sebuah badan baru bernama Center for Political Analysis Malaysia-Indonesia Network (CPAMIN) melibatkan peneliti, akademis dan aktivis Malaysia dan Indonesia yang akan berpusat di Universiti Utara Malaysia (UUM) berjaya dibentuk 18 Julai lalu.
Penubuhan pusat ini terhasil daripada satu persidangan antarabangsa selama dua hari pada 17 dan 18 Julai 2024 anjuran The Institute of Malaysian Political Analysis (MAPAN), UUM, dengan kerjasama Universitas Sumatra Utara (USU) Centre for Health Politic and Management (UCHPOLM), Ghazali Shafie Executive Enhancement Programme (GSEEP) dan Asian Institute of International Affairs and Diplomacy (AIIAD).
Deklarasi penubuhan CPAMIN diikrarkan bersama oleh semua peserta persidangan dengan diketuai oleh Dr. Warjio, Dosen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), USU, dan Direktur The Electoral Institute for Development Quality (E-DEV) Indonesia.
Berikut adalah butiran deklarasi tersebut:
“Kami para peneliti, akademis dan aktivis dari berbagai institusi riset dan perguruan tinggi serta pertubuhan bukan kerajaan (NGO) Malaysia dan Indonesia dengan ini sepakat:
Mendedikasikan keilmuan dan pengalaman kami untuk bersama-sama berkontribusi dalam menyelesaikan masalah sosial politik di Malaysia dan Indonesia
Menjadi kolaborator untuk memberikan pendidikan dan melakukan kajian dalam bidang sosial politik di Malaysia dan Indonesia
Bergabung dalam satu organisasi Center for Political Analysis Malaysia-Indonesia Network (CPAMIN)
Bahawa kedudukan pusat kajian ini berkedudukan di UUM dan dipimpin bersama oleh Dr Kamarul Zaman Haji Yusoff dan Dr Warjio.”
Idea penubuhan CPAMIN adalah susulan perbincangan bersama antara delegasi lebih 40 cendekiawan dari Indonesia yang berkunjung ke UUM untuk membentangkan kertas kerja baru-baru ini.
Sebanyak 24 kertas kerja telah dibentangkan oleh para pembentang dari Indonesia, iaitu:
(1) Dr. Warjio, Dosen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Sumatera Utara (USU), Setiausaha Eksekutif USU Centre for Health Politic and Management (UCHPOLM), dan Direktur The Electoral Institute for Development Quality (E-DEV)
(2) Dr. Lusi Andriyani, Magister Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Muhammadiyah Jakarta, serta Ma’mun Murod, Usni, Susi Susanti, Fahmi Anggraeni, Ambarwati dan Haniah Hanafie
(3) Ir. Soekirman, Founder Yayasan Bitra Indonesia, Timbalan Pembina Yayasan, dan mantan Bupati Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara
(4) Dr. Asep Setiawan, pimpinan Dewan Pers dan Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta
(5) Prof. Dr. Chontina Siahaan, Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (Ka. Pus P3M), dan Dosen Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta
(6) Ajeng Widya Prakasita, Sekretaris Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
(7) Dr. Doni Hendrik, Dosen Magister Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Andalas, Padang, serta Mhd. Fajri, Irawati dan Gilang Brahmadhan
(8) Prof. Dr. Asrinaldi, Ketua Program Doktor Studi Kebijakan, Universitas Andalas, Padang, serta Dewi Anggraini dan Lusi Puspika Sari
(9) Nursukma Suri, Dosen Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (USU), serta Fauziah dan Andi Pratama Lubis
(10) Dr. Toni P. Situmorang, Ketua Prodi S2 Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Sumatera Utara (USU)
(11) Dr. Asep A. Sahid Gatara, Wakil Ketua Umum Asosiasi Program Studi Ilmu Politik (APSIPOL)/Kepala Pusat Pengembangan Standar Mutu, Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung
(12) Dr. Endang Sulastri, Dosen Tetap Magister Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta
(13) Nur Syamsudin, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
(14) Dr. Aidinil Zetra, Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Andalas, Padang,
(15) Dr. Tengku Rika Valentina, Kepala Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Andalas, Padang, serta Dr. Roni Ekha Putera dan Andri Rusta
(16) Dr. Salamuddin Nasution, Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan dan Dewan Pakar USU Centre for Health Politic and Management (UCHPOLM), Universitas Sumatera Utara (USU), dan Dr. Ade Suzana Eka Putri
(17) Dr. Drs. Zulfendri, Pengarah USU Centre for Health Politic and Management (UCHPOLM), Universitas Sumatera Utara (USU), dan Dr. Warjio
(18) Dr. Andaru Satnyoto, Kepala Laboratorium Politik dan Dosen Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta
(19) Dr. Isnaini, Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Medan Area (UMA)
(20) Junita Setiana Ginting, Dosen Program Studi S1 Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (USU), serta Edi Sumarno, M. Azis Rizky Lubis dan Peninna Simanjuntak
(21) Kiki Maulana Affandi, Dosen Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (USU), serta Junita Setiana Ginting dan Junaidi
(22) Lila Pelita Hati, Dosen Prodi S1 Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (USU), dan Lestari Dara Cinta Utami Ginting
(23) Drs. Suprayitno, Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Sumatera Utara
(24) Dr. Ahmad Syukri, Dosen Program Studi Politik Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Kertas-kertas kerja yang mereka bentangkan bagi mengupas persoalan-persoalan penting semasa berkaitan kualiti demokrasi dan hubungan bilateral antara Malaysia dan Indonesia cukup berkualiti tinggi sekali dan selepas ini CPAMIN dengan dukungan mereka akan bergerak aktif melakukan pelbagai aktiviti pendidikan dan kajian dalam bidang sosial politik di Malaysia dan Indonesia.
Antara kertas kerja menarik yang dibentangkan ialah “Kualiti Demokrasi Indonesia-Malaysia: Pengalaman Praktis di Era Reformasi dan Cabaran di Hadapan” oleh Ir. Soekirman, “Peran Media dalam Pemilu Indonesia 2024” oleh Dr. Asep Setiawan, “Media Sosial X Sebagai Sarana Perwujudan Demokrasi Dalam Pemilu 2024 Di Indonesia” oleh Prof. Dr. Chontina Siahaan, dan “Media dan Preferensi Pilihan Politik Generasi Z pada Pilpres 2024 Menuju Demokrasi Digital yang Bermartabat” oleh Dr. Lusi Andriyani, Ma’mun Murod, Usni, Susi Susanti, Fahmi Anggraeni, Ambarwati dan Haniah Hanafie.
Selainnya ialah “Demokrasi di Era Digital: Kekuatan Penggunaan Digital Tools untuk Meraih Suara Generasi Z di Pilpres 2024” oleh Ajeng Widya Prakasita, “Keamanan dan Kestabilan Serantau: Pengembangan Sistem Pertahanan Sosial Masyarakat di Daerah Perbatasan Indonesia-Malaysia” oleh Prof. Dr. Asrinaldi, “Peran Negara dan Tantangannya saat Pandemi COVID-19 di Indonesia: Peluang Penguatan yang Kolaboratif Malaysia dan Indonesia dalam Menghadapi Krisis” oleh Dr. Salamuddin Nasution dan Dr. Ade Suzana Eka Putri.
Selanjutnya, “Kerjasama Indonesia dan Malaysia Menghadapi Proteksionisme Hijau Perdagangan Sawit di Uni Eropa” oleh Dr. Andaru Satnyoto, “Policy Transfer Reformasi Birokrasi di Era Globalisasi: Perbandingan Indonesia-Malaysia” oleh Dr. Aidinil Zetra dan Mhd. Fajri, “Masalah Split Ticket Dalam Pemilu 2024 Di Indonesia” oleh Dr. Toni P. Situmorang dan “Posisi Politik Militer Pada Pemilihan Presiden 2019 Dan Dampaknya Terhadap Mutu Demokrasi Indonesia” oleh Dr. Asep A. Sahid Gatara.
Majlis ini juga menyaksikan jalinan kerjasama termeterai antara UUM, yang diwakili oleh Dekan Ghazali Shafie Graduate School of Government (GSGSG), Prof. Dr. Rusdi Omar, dengan Universitas Sumatra Utara (USU), Medan, Universitas Andalas, Padang (UAP), Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Kristen Indonesia (UKI), Universitas Bangka Belitung (UBB), Universitas Medan Area dan lima Universitas Islam Negeri (UIN) iaitu UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Raden Fatah Palembang, UIN Walisongo Semarang dan UIN Sumatra Utara.
Hadir merasmikan persidangan ini adalah Prof. Datuk Dr Mohd Fo’ad Sakdan, Naib Canselor UUM, yang di dalam ucapan perasmian beliau menyatakan pengharapan agar kerjasama antara UUM dengan universiti dan institusi di Indonesia dapat terus diperkukuh. Beliau berkata, waktu ini terdapat 378 mahasiswa tahap satu dan 183 mahasiswa tahap dua dan tiga di UUM selain 60 Memorandum of Agreement (MOA) dan Memorandum of Understanding (MOU) antara UUM dengan universiti dan institusi di Indonesia.
Prof. Datuk Dr Mohd Fo’ad Sakdan, Prof. Dr. Rusdi bersama-sama Dekan Pusat Pengajian Antarabangsa (SoIS), Prof. Madya Dr. Laila Suriya, Pengarah MAPAN, Dr. Kamarul Zaman Haji Yusoff, Pengarah GSEEP, Dr. Mashitah Mohd Udin, dan Pengarah AIIAD, Prof. Madya Dr. Mohammad Zaki Ahmad, kemudiannya hadir meraikan semua delegasi dari Indonesia, para pembentang dari Malaysia dan para petugas dalam satu majlis makan malam di Dusun Riffa, Changlun, pada 17 Julai.
Persidangan ini juga mendapat dukungan daripada Duta Besar Indonesia Ke Malaysia, Bapak Hermono, yang menyatakan beliau percaya bahawa ia akan membuka peluang untuk dialog yang produktif dan kolaborasi yang lebih erat antara institusi akademik dan penelitian di kedua negara.
Bapak Hermono juga berkata, dalam konteks regional, Indonesia dan Malaysia adalah sebagai jangkar (anchor) dalam menjaga stabilitas dan keamanan kawasan. Oleh karenanya, ujar beliau, hubungan Indonesia dan Malaysia haruslah kokoh dalam segala bidang.
Tambah Bapak Hermono, kita juga tidak boleh membiarkan sejumlah persoalan yang dihadapi, seperti masalah perbatasan, masalah pekerja migran Indonesia, dan masalah warisan budaya bersama, justru menjadi hambatan atau bahkan menjadi sumber friksi atau perpecahan.
Turut menyokong ialah Menteri Luar Negeri, Dato’ Seri Utama Mohamad Haji Hasan, yang berkata kementeriannya sentiasa bekerjasama dengan semua pihak berkepentingan, termasuklah para cendekiawan dan pemikir, untuk merancakkan gerak kerja ke arah mengeratkan hubungan dua hala yang mencakupi pelbagai bidang.
Nurulaini Zamhury ialah Pensyarah Kanan Fakulti Sains Pentadbiran & Pengajian Polisi, Universiti Teknologi MARA (UiTM), Merbok, merangkap rapporteur kepada “Persidangan Antarabangsa Politik Malaysia-Indonesia: Menilai Kualiti Demokrasi dan Hubungan Bilateral”.