DALAM era yang dipenuhi dengan kemajuan teknologi yang melampaui batas yang sebelumnya dan tak terbayangkan, kecerdasan buatan (AI) telah mengukir jejaknya sebagaitonggak baru dalam evolusi pendidikan.
Dengan kecerdasan buatan yang terus berkembang, penggunaan AI di kalangan mahasiswa telah menjadi perdebatan yang hangat menjurus ke arah relevanvasi dalam ranah pendidikan kontemporari.
Sejak berabad lama, pendidikan telah menjadi nadi dalam pembentukan tamadun masyarakat yang maju dan beradab. Namun, dengan kedatangan AI, paradigma tradisional pendidikan telah berubah sekaligus mengubah cara mahasiswa belajar dan berinteraksi dalam menuntut ilmu pengetahuan.
AI telah membuka dan memperluas batasan-batasan pembelajaran,menyediakan peluang baharu bagi para pelajar untuk mengeksplorasi konsep-konsep yang lebih kompleks dan mendalam.
Salah satu aspek terpenting dari penggunaan AI di kalangan mahasiswa adalah kemampuannya untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang disesuaikan secara individu. Melalui algoritma pembelajaran mesin, AI dapat menganalisis gaya belajar dan kebolehan unik setiap mahasiswa, serta menyediakan maklumat yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan minat mereka.
Hal ini memungkinkan setiap mahasiswa untuk mencapai potensi maksimum diri dengan lebih pantas dan seiring dengan dunia global tanpa sempadan.
Selain itu, penggunaan AI dalam pembelajaran juga memungkinkan model pembelajaran berdasarkan projek yang mempromosikan keterlibatan aktif dan pemecahan masalah kritis.
Dengan bantuan AI, mahasiswa dapat melakukan eksperimen, simulasi, dan penelitian yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan berfikir secara kritis dan kreatif.
Ini tidak hanya mempersiapkan mereka untuk cabaran masa depan, tetapi juga membantu mereka untuk menjadi pembuat keputusan yang lebih bijak dalam masyarakat yang semakinkompleks.
Penerapan AI juga telah mempengaruhi pengembangan sistem evaluasi yang lebih holistik.
Melalui analisis Big Data, AI dapat mengevaluasi kerja mahasiswa secara menyeluruh, termasuk aspek-aspek seperti peningkatan akademik, keterlibatan kelas, dan keterlibatan kurikulum.
Tidak dapat disangkal lagi bahawa penggunaan AI di kalangan mahasiswa juga menimbulkan sejumlah pandangan dan pertanyaan yang menolak.
Salah satu kekhawatiran utama adalahmasalah privasi dan keamanan data, terutamanya dalam hal pengumpulan dan penggunaan data peribadi mahasiswa. Selain itu, ada juga keprihatinan tentang potensi penggantianperanan pendidik manusia oleh sistem AI yang lebih efisien.
Namun demikian, dengan langkah-langkah yang tepat dan kebijakan yang cermat, potensi positif penggunaan AI dalam pendidikan jauh lebih besar daripada risikonya.
Dengan memanfaatkan kecerdasan buatan sebagai alat bantu, golongan pendidik dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih inklusif, adaptif, dan inovatif bagi pelajar. Hal ini akan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tentangan global di masa depan dan menjadi pemimpin dalam masyarakat yang didorong oleh teknologi.
Natijahnya, penggunaan AI di kalangan pelajar atau mahasiswa bukanlah sekadar trend sementara, tetapi sebuah revolusi yang membentuk masa depan pendidikan.
Dengan terus memanfaatkan potensi teknologi ini secara bijaksana dan bertanggungjawab, kita dapat memastikan bahawa setiap mahasiswa memiliki kesempatan yang adil dan merata untuk mencapai kejayaan dalam akademik dan peribadi mereka.
Hanya dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip pendidikan yang inklusif dan progresif, kita dapat menghadapi masa depan dengan keyakinan dan optimisme yang sejati.
Mohamad Zulfithri Mohd Johari
Yang Dipertua Majlis Perwakilan Pelajar, Universiti Sains Islam Malaysia